Rabu, 28 September 2011

Pengalaman Mengenal Internet



     Pada zaman sekarang ini internet sudah bagaikan kebutuhan mutlak untuk mendapatkan informasi. Masuknya era globalisasi ke sistem permasyarakatan dunia menuntut masing-masing individu untuk memperoleh informasi secara cepat dan efisien. Media penyebaran informasi yang paling mudah untuk digunakan atau diakses adalah melalui media elektronik. Perkembangan media elktronik terus berkembang pesat sehingga munculah media pengakses informasi yg dinamakan internet.
     Internet memungkinkan seluruh penduduk di seluruh dunia menjadi terhubung, dan oleh sebab itu pertukaran atau penyebaran informasi dapat dilakukan secara cepat.
     Saya sendiri mulai mengenal internet sejak menginjak bangku SMP. Awalnya saya sangat awam untuk mengenal apapun yang berhubungan komputer, apalagi internet. Tapi suatu ketika saya menemani saudara saya pergi ke warnet, dari situ saya melihat sendiri betapa mudahnya mendapatkan informasi yang kita inginkan di internet. Hanya dengan mengetikkan kata kunci yang kita maksud, maka akan keluar semua informasi yang berkaitan dengan yang kita inginkan.
Dan pada saat itu saudara saya membuatkan e-mail pertama saya, dan yang saya pilih pada saat itu adalah akun yang paling umum yaitu Yahoo. Saudara saya pun juga mengenalkan salah satu search enginee yang paling terkenal yaitu Google, dia menerangkan bahwa apapun yang kita inginkan atau yang ingin kita cari dapat dengan mudah ditemukan hanya dengan mengetikkan kata kunci pada google.
     Setelah itu saya sudah mulai sangat keranjingan yang namanya internet, ditambah lagi saya mulai mengenal social networking seperti Friendster & Yahoo Messenger yang masih sangat booming pada saat itu. Saya bisa menghabiskan waktu hingga 5 jam lebih di warnet hanya untuk mengakses situs jejaring sosial tersebut dan melakukan chat dengan banyak orang.
Saya pun juga mulai mengenalkan internet kepada teman-teman sebaya saya, dan alhasil mereka semua menjadi pecandu internet hingga sekarang.
Kegilaan saya dengan internet mencapai puncaknya ketika saya menginjak bangku SMA, dimana situs jejaring sosial semakin melesat banyak dan makin bervariasi, ditambah lagi saya mulai mengenal game online.
Dari yang tadinya saya bisa menghabiskan waktu hingga 5 jam di depan internet untuk mengakses situs, bertambah menjadi hampir atau lebih dari 12 jam ketika saya sudah mengenal game online.
Disamping saya sudah menjadi seorang yang hi-tech tetapi tetap ada sisi negatifnya, sekolah saya menjadi agak terbengkalai kala itu, karena yang ada di pikiran saya hanya internet dan kawan kawannya.
Tetapi seiring bertambahnya usia dan tanggung jawab yang saya harus pikul, saya mulai bisa mengendalikan kegilaan saya akan internet, dan saya sudah bisa mengendalikan itu semua ketika saya menginjak bangku kuliah hingga sekarang. 
     Jika dulu saya menganggap internet sebagai kebutuhan mutlak, sekarang saya hanya menganggap internet sebagai hiburan, terlebih lagi sekarang saya mulai memanfaatkan internet sebagai pembantu dalam mencapai hasil memuaskan dalam bidang akademik saya. Sampai sekarang pun internet masih menjadi teman setia saya. Tidak seperti sahabat-sahabat manusia yang lain, internet bisa selalu ada kapanpun saya membutuhkan

So, finally saran dari saya pergunakanlah internet dengan bijak. Internet dapat membuatmu sukses, bahagia, dan tidak merasa kesepian, tapi di satu sisi internet juga dapat menghancurkan jika tidak digunakan dengan bijak. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, bahkan sesuatu yang paling baikpun layaknya vitamin akan merusak tubuh jika digunakan secara berlebihan.

Thank You..

Sincerely,
Yudi Rachmadi (58410736)
2IA05

Situs Kuliner dari 5 Anak Muda Seluruh Dunia (Termasuk Indonesia)



Pada tanggal 22 September 2011 lalu, situs kuliner karya beberapa anak muda bernama www.goodfoodgood.com baru saja dipublikasikan. Goodfoodgood adalah food website portal yang disajikan dalam bahasa Inggris dan ditujukan untuk anak muda di seluruh dunia. Situs ini memiliki keunikan tersendiri, yaitu adminnya merupakan kumpulan 5 anak muda dari seluruh dunia (Amerika, Slovakia, India, Jerman, dan Indonesia). Kelima anak muda tersebut dipilih (disebut juga “fellows”) berdasarkan seleksi yang dilakukan oleh sebuah foundation Eropa bernama Dekeyser and Friends Foundation. 

Dekeyser and Friends Foundation merupakan foundation yang rutin membuat proyek-proyek menarik tiap tahunnya dan memerlukan anak-anak muda dari seluruh dunia untuk menjalankan proyek tersebut. Pada tahun 2011 ini, proyek yang sedang berlangsung adalah Teaching Project di Green Chimney, New York dan Culinary Project di Hamburg, Jerman. Untuk tahun 2012, mereka memiliki 2 projek yang akan dilaksanakan yaitu Football Coaching Project dan Conservation Project. (keterangan lebih lanjut dapat dilihat di situs mereka, www.dekeyserandfriends.org). 

Dalam Culinary Project ini, lima orang yang sangat berbeda baik dari budaya, latar belakang, maupun kebiasaan ini bekerja sama menciptakan suatu media informasi berupa situs mengenai makanan dalam bentuk yang ringan dan informatif. Di dalam Goodfoodgood, terdapat blog post, video, resep, dan foto yang berisi pengalaman kelima “fellows” dan juga beragam tantangan yang diberikan mentor kepada mereka selama 3 bulan di Hamburg. Seperti contohnya, mereka harus menjalankan restaurant dengan cara yang professional dengan cooking skill dan pengetahuan masing-masing yang berbeda, dan juga harus mendokumentasikannya dalam bentuk media lalu berbagi pengalamannya di Goodfoodgood. Mereka bukanlah pakar atau ahli masak, tapi mereka memiliki satu passion yang sama yaitu kecintaan mereka pada dunia kuliner. 


Foto: Florence (Jerman), Vendryana (Indonesia), James (USA), Kristina (Slovakia), Sohini (India)

Latar belakang mereka juga sangat berbeda, seperti James (Amerika) beliau bekerja di sebuah non-profit organic food market, Mandela Market Place. Sohini (India) adalah seorang jurnalis di salah satu majalah di India. Kristina (Slovakia) seorang vegetarian yang berprofesi sebagai guru juga volunteer. Florence (Jerman) seorang mahasiswi teknik industri dan baru saja mendirikan food foundationnya bernama Kulina yang berbasis di Berlin. Sedangkan perwakilan Indonesia, Vendryana, seorang mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan IPB, seorang volunteer, dan trainer terutama mengenai keamanan pangan untuk anak-anak dan masyarakat desa di wilayah Pulau Jawa.

Para fellows melakukan semua hal ini di bawah bimbingan mentor mereka yaitu salah seorang Chef ternama di Jerman yang juga aktif di bidang food media bernama Tim Mälzer. Beliau memiliki restoran yang sangat ternama di Hamburg, bernama Bullerei, selain itu beliau juga terkenal sebagai artis dan host untuk cooking shownya "Tim Mälzer Kocht!" yang rutin ditayangkan di salah satu stasiun televisi Jerman. Tujuannya dalam proyek ini adalah untuk membuat suatu situs bersama 5 orang terpilih tersebut, dan menciptakan suatu media yang ditujukan bagi anak muda di seluruh dunia untuk memberikan mereka inspirasi mengenai makanan sehat.


Tim Mälzer

Goodfoodgood juga memiliki akun twitter @GFGnet yang berisi update yang ada pada situs Goodfoodgood dan juga sarana untuk berinteraksi dengan para followers yang berasal dari seluruh dunia. Vendryana sebagai perwakilan dari Indonesia ingin mengajak anda, yang peduli dengan eksistensi budaya kuliner Indonesia untuk mengenalkan lebih jauh makanan khas Indonesia ke dunia internasional melalui Goodfoodgood atau berbagi pengalaman kuliner secara general.

Berikut penjelasan Vendryana: “Kami menerima ide, resep, atau pengalaman teman-teman yang punya kecintaan lebih terhadap dunia kuliner untuk ikut berpartisipasi di Goodfoodgood. Tujuan kami mengajak teman-teman, agar para anak muda di seluruh dunia bisa mendapatkan akses informasi mengenai makanan terutama makanan yang sehat, enak, dan mudah dibuat. Selain itu, di balik semua ini, saya ingin dunia tahu bagaimana beragamnya dunia kuliner Indonesia dan betapa kayanya Indonesia dengan segala sumber daya alam yang khas dan unik. Kami juga menunggu sekali ada yang posting tentang makanan-makanan unik atau bahan baku unik asal Indonesia. Jadi kita sama-sama belajar disini, baik dari tim GFG maupun pembaca. Ini baru saja permulaan, semoga saja ke depannya bisa lancar.”
Ingin tahu lebih lanjut perjalanan dan pengalaman kelima international fellows in selama di Hamburg? Ikuti terus cerita mereka di http://www.goodfoodgood.com , follow twitter mereka di @GFGnet, dan facebook fan page : goodfoodgood.


Sumber: @vendryana
Contact: vendryana@gmail.com

Wajah Asli Monalisa


Tidak punya alis bukan suatu hal yang aneh bagi perempuan masa kini yang gemar bersolek. Mencukur habis rambut di atas mata itu sengaja dilakukan agar mempermudah mereka melukis alis yang melengkung sempurna di pagi hari yang sibuk. Tapi Mona Lisa bukan perempuan masa kini. Istri pedagang dari Florentine yang dilukis oleh Leonardo Da Vinci itu hidup pada abad ke-16. Sehingga muncul berbagai pertanyaan mengapa wanita dalam lukisan itu sama sekali tak memiliki alis, bahkan bulu mata.

wajah monalisa

Beberapa peneliti menyatakan bahwa mencabuti rambut di wajah adalah praktek umum bagi wanita beradab pada masa itu. Sebab, rambut itu dianggap tak elok dilihat. Tentu saja penjelasan ini tak memuaskan banyak penikmat senyum wanita yang penuh tanda tanya itu. Pascal Cotte adalah salah seorang di antaranya. Warga Paris ini kerap bertanya-tanya mengapa Mona Lisa berbeda dengan lukisan sang maestro lainnya. Da Vinci selalu menggoreskan alis dan bulu mata pada semua lukisannya.

Karya Da Vinci yang paling terkenal ini memang bukan barang baru buat Cotte. Pada 1969, Cotte kecil meminjam kartu pass Metro milik ibunya dan pergi ke Museum Louvre untuk melihat sendiri apa yang disebut ibunya sebagai lukisan terindah di dunia. Bocah 11 tahun itu berdiri berjam-jam di depan lukisan etrsebut, sangat lama sehingga seorang penjaga museum menawarkan kursinya.

Sudah 35 tahun berlalu, Cotte--yang kini seorang insinyur teknik--kembali menghabiskan tiga jam di depan lukisan itu. Namun, kali ini ia membawa sebuah kamera raksasa dan izin untuk mengeluarkan lukisan itu dari bingkai dan kotak pengamannya. Foto-foto hasil jepretan Cotte, termasuk mata, mulut, dan tangan yang diperbesar 20 kali lipat, dipamerkan di Metreon, San Francisco, Amerika Serikat.

Foto mata yang diperbesar itulah yang akhirnya menjawab pertanyaan Cotte. Ketika meneliti foto itu, ia menemukan selembar rambut di dahi kiri Mona Lisa, bukti sesuatu yang dulunya alis. Ada kemungkinan alis ini hilang karena pigmen cat memudar atau terhapus gara-gara upaya restorasi yang ceroboh. "Saya adalah seorang insinyur dan saintis. Bagi saya, semua harus masuk akal," ujarnya. "Tidak masuk akal bahwa Mona Lisa tidak punya alis atau bulu mata. Saya menemukan selembar rambut alisnya."

Selain menemukan alis, Cotte menciptakan reproduksi yang disebutnya definisi tinggi yang paling akurat dari lukisan yang berumur 500 tahun itu. Berkat teknik pemindaian gambar 240 juta piksel yang memakai 13 spektrum warna, termasuk ultraviolet dan inframerah, Cotte bisa menampilkan warna asli lukisan itu ketika baru selesai dikerjakan Da Vinci.

Cotte mengatakan pemindaian digital ultradetail lukisan itu memungkinkan ia menggali secara efektif menembus tumpukan cat yang berlapis-lapis dan melihat wajah asli Lisa Gherardini, wanita dalam lukisan tersebut. "Cukup dengan satu foto, Anda bisa lebih mendalami konstruksi lukisan itu dan mengerti bahwa Leonardo adalah seorang jenius," kata Cotte dalam pembukaan pameran "Da Vinci: An exhibition of Genius" di San Francisco, Rabu lalu.

Kamera supercanggih yang lahir dari keahlian Cotte dalam bidang optik dan cahaya itu membantunya memeriksa lukisan yang menjadi obsesinya. Pria 49 tahun itu memperkirakan tak kurang dari 3.000 jam dihabiskannya untuk menganalisis data hasil pemindaian Mona Lisa yang dibuatnya di laboratorium Louvre pada tiga tahun lalu.

Sensor pendeteksi cahaya dari spektrum warna sampai inframerah dan ultraviolet yang tak terlihat mata manusia itu juga mengungkapkan berbagai detail yang hilang dari lukisan tersebut. Gambar zoom in ini membuat Cotte bisa melihat perubahan posisi tangan kanan istri Francesco del Giocondo itu, yang terletak persis di perutnya.

Sebelum Mona Lisa, tidak pernah ada lukisan potret dengan posisi tangan seperti itu. Meski tak mengetahui alasan Da Vinci, banyak pelukis yang meniru posisi tersebut.

Cotte menemukan pigmen yang berada di bawah pergelangan tangan kanan sama persis dengan gambar selimut yang menutupi lutut Mona Lisa. Hal itu menjelaskan bahwa lengan bawah dan pergelangan tangan tersebut memegang satu sisi selimut. "Pergelangan tangan kanan itu terletak jauh di atas perutnya," kata Cotte. "Tapi, jika dilihat lebih dalam memakai inframerah, Anda akan tahu bahwa ia memegang selimut dengan pergelangan tangannya."

Gambar inframerah itu juga mengungkapkan sketsa yang berada di bawah tumpukan lapisan cat dan pernis. Cotte menyatakan hal itu menunjukkan bahwa Da Vinci juga manusia. "Jika memperhatikan tangan kirinya, Anda bisa melihat posisi pertama jari jemarinya serta mengubah pikiran dan melukisnya dengan posisi lain," katanya. "Bahkan Da Vinci pun punya keraguan."

Hasil analisis Cotte juga mengungkapkan warna asli lukisan itu. Waktu, pernis, dan restorasi menyebabkan lukisan yang kini tersimpan di balik kaca antipeluru itu tampak penuh dengan warna hijau gelap, kuning, dan cokelat.

Namun, foto digital 22 gigabita yang dihasilkan 13 filter warna berbeda, bukan filter tiga atau empat warna yang biasa ditemukan dalam kamera digital pasaran, mengembalikan warna asli lukisan itu. Dalam bentuk aslinya, Mona Lisa memiliki warna biru terang dan putih cemerlang. "Bagi generasi mendatang, kami menjamin Anda akan bisa melihat warna asli lukisan itu," ujar Cotte.

Meski sejumlah sejarawan seni mengungkapkan skeptisisme atas temuannya, Cotte berharap teknik baru ini bisa digunakan sebagai panduan bagi restorasi beragam lukisan kuno di masa depan. Setelah memindai Mona Lisa, Cotte membuat foto dengan resolusi supertinggi dari 500 lukisan, termasuk karya Van Gogh, Brueghel, Courbet, dan pelukis Eropa lainnya. "Untuk mengkomunikasikan warisan budaya bagi anak-anak kita, kami perlu menyediakan informasi sebanyak-banyaknya," ujar Cotte.

Kartu Tarot, Sejarah dan Misterinya


kartu tarot

Hal yang pertama melintas di pikiran kita saat mendengar tentang Kartu Tarot adalah hal-hal yang bersifat klenik tentang ramalan; sesuatu yang menakutkan, kengerian, atau bahkan kematian. Anehnya, semua itu tak pernah terbantahkan. Orang-orang yang bergelut di dunia Tarot pun diam-diam seakan mengamini anggapan negatif tersebut tanpa pernah bermaksud mengoreksinya. Sebagai salah satu “praktisi” dalam dunia Tarot, saya merasa sudah saatnya mengungkap kontroversi tentang kartu ramalan tersebut; tentang apa sebenarnya Kartu Tarot, dari mana asal muasal Kartu Tarot dan kenapa dunia ramal meramal dengan medium Kartu Tarot dapat berkembang menjadi sesuatu yang menakutkan, bahkan dibenci oleh sebagian orang.

Permainan Tarot yang paling populer saat ini adalah Tarot versi Rider-Waite-Smith. Kartu Tarot sendiri terdiri dari 78 kartu yang terbagi dalam dua kelompok besar, yaitu Major Arcana (kata Arcana adalah bentuk jamak dari arkanum, yang artinya “penuh rahasia”. Bagi para ahli kitab di abad pertengahan, arkanum berarti rahasia alam) dan Minor Arcana. Ada 22 buah kartu dari keseluruhan 78 Kartu Tarot yang tergolong dalam Arkana Mayor, dan disebut sebagai kartu trump, yang berarti ke-22 kartu tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan kartu-kartu yang masuk dalam kategori Arkana Minor. Dari 56 kartu Arkana Minor sendiri, kita masih bisa kelompokkan lagi menjadi empat jenis kartu sebagaimana layaknya permainan kartu remi.

TarotKartu RemiElemen
Wands, Staves, Rods, Batons atau TongkatClubs atau Keriting, CengkirApi
Pentacles, Coins atau KoinDiamonds atau Tahu, WajikTanah atau Bumi
Cups, Chalices atau Cawan, GelasHearts atau Hati, CintaAir
Swords atau PedangSpades atau SekopAngin atau udara

Keempat kelompok kartu Arkana Minor tersebut terdiri dari kartu As 2-10, dan kartu-kartu Kerajaan; dengan perbedaan Joker (disebut juga Page atau Knave) masuk menjadi bagiannya. Jack (Knight/Kesatria), Queen dan King. Jumlah kartu dalam tiap kelompok adalah 14. Kartu Tarot sendiri berasal dari Italia dan awalnya permainan dengan medium Kartu Tarot ini disebut Carde da Trionfi, atau Kartu Kejayaan. Bukti sejarah berupa dokumen yang disalin pada Abad 1442-1463 menyebutkan bahwa jenis permainan dengan medium Kartu Tarot ini bernamaTrionfi. Barulah setelah mendapat pengaruh dari Prancis, nama Trionfi berubah menjadi Tarrochi.

Popularitas Kartu Tarot diperkirakan bermula sejak Antoine Court de Gebelin menerbitkan sebuah buku pada tahun 1781, yang mengungkapkan bahwa pendeta-pendeta Mesir Kuno telah melukis Kartu Tarot berdasarkan Buku Thoth. Mereka kemudian membawa gambar-gambar tersebut ke Roma untuk dipersembahkan kepada Paus, yang selanjutnya memperkenalkan Tarot hingga ke Avignon, Prancis, pada abad ke-14. Namun, penjelasan Court de Gebelin ini dianggap tidak akurat karena tidak didukung oleh bukti-bukti sejarah dan ditulis sebelum Champollion berhasil menerjemahkan bahasa Mesir Kuno, Hieroglif (Hieroglyph).

Gereja Katolik dan pemerintahan daerah di Eropa tidaklah selalu melarang permainan Tarot. Di beberapa daerah bahkan warganya diperbolehkan memainkan Tarot, sekalipun permainan kartu sejenis lainnya jelas-jelas dilarang. Namun, “hak eksklusif” dari Kartu Tarot tersebut tidak berlangsung lama. Pada akhir abad ke-14, seorang penceramah dari Swiss, Johannes von Rheinfelden, secara tiba-tiba menyerang perjudian dan aneka permainan kartu, termasuk Kartu Tarot. Pelarangan ini kemudian dituangkan dalam Tractus de moribus et disciplina humanae conversationis, yang diterbitkan pada tahun 1370 (beberapa ahli menyatakan tahun 1377).

Sebagai akibat dari pernyataan ini, John I dari Castile, serta pemerintahan Firenze dan Bazel secara bersamaan mengeluarkan larangan bermain kartu. Beberapa tempat seperti Regensburg dan Duchy of Brabant pun menerbitkan larangan serupa pada tahun 1379. Penceramah Bernard Siena bahkan mengatakan bahwa permainan kartu adalah hasil ciptaan setan.

Tarot-tarot tertua saat ini dibuat pada awal hingga pertengahan abad ke-15. Ada tiga set Kartu Tarot yang kesemuanya adalah milik keluarga Visconti – keluarga yang paling berkuasa di Milan pada saat itu. Kartu-kartu tersebut kemungkinan besar merupakan buah karya lukis dari seniman bernama Bonifacio Bembo dan pelukis-pelukis miniatur dari Ferrara. Tujuan diciptakannya kartu-kartu itu adalah untuk merayakan perkawinan antara keluarga Visconti dengan Sforza. Hingga kini, terdapat 35 kartu yang tersimpan di Perpustakaan Pierpont Morgan; 26 kartu lainnya di Accademia Carrara; 13 kartu di Casa Calleoni; sedangkan empat kartu lainnya (Devil, Tower, Three Swords, dan Knight of Coins) tidak dapat ditemukan atau bahkan mungkin tidak pernah dibuat. Set kartu “Visconti-Sforza” ini telah direproduksi secara meluas. Dalam set kartu tersebut, Minor Arcana (kartu-kartu Pedang, Tongkat, Koin, dan Cawan) dan Major Arcana digabungkan untuk merefleksikan ikonografi konvensional pada saat itu.
Ilustrasi dan interprestasi Tarot berkembang sejalan dengan masa.

Seringkali ilustrasi Tarot dibentuk untuk melayani pandangan mistis dan kebutuhan penggunanya. Sebagai contoh, seorang seniman bernama Pamela Colman Smith melukis satu set lukisan Major Arcana, yang didasarkan pada interpretasi Arthur Edward Waite. Hasil karya mereka kemudian diterbitkan oleh perusahaan percetakan, Rider Company, dan telah menjadi set Kartu Tarot yang paling populer di peradaban modern. Set kartu ini dikenal juga dengan sebutan Tarot Rider-Waite-Smith; dan untuk memudahkan pemahaman terhadap set kartu ini, Waite menerbitkan buku petunjuk interpretasi Tarotnya, The Pictorial Key to the Tarot(1910).

Dari uraian singkat di atas, sedikit terungkap kenapa Tarot dapat dengan mudah terkondisikan menjadi sebuah kontroversi; selain karena keberadaannya yang sangat dipengaruhi oleh kuasa kerajaan, permainan Kartu Tarot juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh keyakinan keimanan umat manusia, kemisteriusan akan sejarah asal muasal permainan kartu tersebut, serta berbagai ilmu gaib dan mistis yang melekat terhadapnya.

Pandangan yang cukup revolusioner terhadap permainan Kartu Tarot diungkap oleh Joan Bunning dalam situsnya Belajar Tarot Gratis. Menurutnya, Tarot sebenarnya adalah simbol sentuhan alam bawah sadar manusia, yang dalam teori psikologi dapat dipersamakan atau hampir serupa dengan bentuk tes Rorschach inkblot.

Psikolog ternama Sigmun Freud bahkan pernah juga membahas dalam teori alam bawah sadar-nya bahwa simbol-simbol dalam Kartu Tarot itulah yang kemudian memberikan sugesti kepada manusia (baca : praktisi tarot.red) untuk menjawab pertanyaan atau memberikan saran dalam menyelesaikan masalah kepada pihak kedua yang datang “berkonsultasi”; hingga tak heran jika kesan yang sampai pada kita mengenai Kartu Tarot adalah permainan ramal meramal, dimana seakan-akan sang praktisi Kartu Tarot telah mengetahui jawabannya terlebih dahulu bahkan sebelum lahirnya suatu kejadian/peristiwa.

Secara ilmiah, tentu saja hal ini sangat sulit diterima oleh beberapa pihak. Teori mengenai “alam bawah sadar” ala Kartu Tarot ini bahkan dianggap sangat bertentangan dengan dunia Barat — yang lebih mengedepankan logika/pemikiran-pemikiran logis, ilmu pasti, dan teknologi dunia modern, atau pun dunia Timur — yang sedikit banyak masih mempercayai adanya kekuatan gaib, klenik, mistis, eksklusifisme dan cenderung lebih agamis. Kontroversi mengenai “teori alam bawah sadar” ini semata-mata karena hal tersebut sangat sulit dan sangat samar untuk diuraikan secara logika.

kartu tarot

Namun, penulis Ramalan, Antara Perspektif Ilmiah dan Religius, A. Luluk Widyawan, Pr menjelaskan bahwa pelajaran berharga yang dihasilkan dari perjumpaan antara dunia ramal meramal, astrologi, horoskop, dan keimanan manusia dimasa lalu merupakan sesuatu yang tidak perlu dipertentangan. Dengan kata lain, perbedaan yang terdapat dalam perspektif ilmiah dan perspektif religius bukanlah sesuatu yang perlu dipertentangkan. Hal serupa terlihat pula pada kasus-kasus dimana agama dan ilmu pengetahuan bertemu pada satu titik persimpangan saat mengemukanya teori-teori baru, seperti Teori Evolusi, Realitas Kuantum, atau pun Teori Genom. Karena pada dasarnya, ilmu pengetahuan dan agama merupakan dua perspektif yang berbeda dalam menjelaskan rahasia alam, termasuk dunia dan kehidupan.

Budi Hardiman dalam sebuah seminar, The Future of Religion-Science Dialogue, di Universitas Paramadina, Jakarta, medio Desember tahun lalu, mengatakan bahwa dalam perspektif ilmiah, alam dipandang sebagai sebuah dunia yang obyektif. Semua fakta tunduk kepada “hukum alam”. Berdasar pada perspektif tersebut, manusia membuat ramalan tentang peristiwa alam dan manipulasi teknis atas alam. Akan tetapi, manusia tidak melulu melihat alam hanya sebagai kumpulan fakta-fakta, melainkan juga sebagai dunia yang dihayati.

Adapun perspektif religius, menurut Budi, melihat alam dalam kaitannya dengan kenyataan dan penghayatan eksistensial. Bukan sekedar sebagai kebenaran faktual, tetapi lebih sebagai kebenaran transendental. Tentu saja tiap-tiap perspektif ini mempunyai kebenarannya sendiri, tetapi pada tahap tertentu, kedua perspektif ini saling berhubungan, sama penting, dan bermakna.

Selanjutnya Budi mengambil contoh tentang bencana tsunami. Dari perspektif ilmiah, bencana ini merupakan peristiwa dalam dunia obyektif yang dapat dikalkulasi secara geologis. Di sisi lain, perspektif religius memaknai bencana tsunami secara eksistensial dan transendental sebagai perjumpaan dari hal-hal yang melampaui rasionalitas umat manusia. Perbedaan antara dua perspektif tersebut memperlihatkan bahwa ilmu pengetahuan tidak mempersoalkan kebenaran eksistensial dan transendental; sebagaimana juga agama tidak berpretensi untuk menjadi ilmu pengetahuan yang bertugas memberikan penjelasan tentang suatu kebenaran yang faktual.

Adapula pendapat lain, diungkapkan oleh Hamid Parsania, Rektor Baghir Al-Ulum University, Teheran. Ia mengatakan bahwa dalam perkembangannya, ilmu pengetahuan – terutama pada abad ke-19 – dimaknai sebagai pengetahuan yang tangible (indrawi) dan faktual (dapat dibuktikan).

Ilmu pengetahuan dapat dimaknai sebagai sesuatu yang berusaha menjelaskan alam semesta dan dalam perkembangannya dituntut pula mengajarkan nilai-nilai kepada masyarakat. Perkembangan teori-teori dalam ilmu pengetahuan telah pula memunculkan para ahli yang berpendapat bahwa ilmu pengetahuan tidaklah terlepas dari sumber-sumber lain.

Satu hal yang patut diyakini adalah bahwa ilmu itu juga bagaikan sebuah pisau, tinggal tergantung dari sudut mana kita bisa meyakininya sebagai sesuatu yang berguna atau tidak. Kita tentu membutuhkan pisau untuk memudahkan pekerjaan kita mengupas bawang, mengiris roti, atau sekedar meraut pinsil; namun kita pun akan menjauhkan pisau tersebut dari jangkauan anak-anak karena bisa membuatnya terluka. Dengan segala kontroversinya, permainan dengan medium Kartu Tarot pun merupakan bagian dari sebuah ilmu pengetahuan yang terus berkembang sejalan dengan zaman.

10 Kisah Sukses yang Berawal dari Kegagalan


1. Adam Khoo
http://hermawayne.blogspot.com
Dia adalah orang Singapura. Waktu kecil, ia adalah penggemar berat games dan TV. Sehari, ia bisa berjam-jam di depan TV. Baik main PS atau nonton TV.

Adam Khoo pun dikenal sebagai anak bodoh. Ketika kelas 4 SD, ia dikeluarkan dari sekolah. Ia pun masuk ke SD terburuk di Singapura. Ketika akan masuk SMP, ia ditolak oleh 6 SMP terbaik di sana.

Akhirnya ia bisa masuk ke SMP terburuk di Singapura. Begitu terpuruknya prestasi akademisnya, tapi lama kelamaan membaik justru karena cemoohan teman-temannya, hingga akhirnya memperoleh kesuksesan di dunia bisnis.

Prestasi Adam di dunia bisnis ditandai pada saat Adam berusia 26 tahun. Ia telah memiliki 4 bisnis dengan total nilai omset per tahun US$ 20 juta. Kisah bisnis Adam dimulai ketika ia berusia 15 tahun. Ia berbisnis music box. Bisnis berikutnya adalah bisnis training dan seminar. Pada usia 22 tahun, Adam Khoo adalah trainer tingkat nasional di Singapura. Klien-kliennya adalah para manager dan top manager perusahaan-perusahaan di Singapura. Bayarannya mencapai US$ 10.000 per jam.

2. Albert Enstein
http://hermawayne.blogspot.com
Siapa yang belum tahu Albert Einstein? Dialah Ilmuwan terkenal abad 20 yang terkenal dengan teori relativitasnya. Dia juga salah satu peraih Nobel. Siapa sangka dia adalah seorang anak yang terlambat berbicara dan juga mengidap Autisme. Waktu kecil dia juga suka lalai dengan pelajaran.

3. Aristotle Onassis
http://hermawayne.blogspot.com
Di sekolah, ia bodoh dan suka mencari perkara, mengikuti contoh banyak orang kaya. Tidak aneh kalau ia diusir dari beberapa sekolah. Ia paling sering menduduki ranking terbawah di kelasnya.

Teman-teman sekelas memuja dia, tetapi guru guru dan keluarganya berputus asa. Selagi ia masih muda, dengan mudah orang dapat melihat bahwa dia akan menjadi seorang di antara mereka yang akan menghancurkan diri sama sekali atau sukses secara gilang-gemilang. Walaupun raportnya di sekolah jauh dari bagus, bakatnya untuk berdagang dan mencari uang telah tampak sejak dini. Akhirnya dia menjadi seorang milyuner.

4. Thomas Alva Edison
http://hermawayne.blogspot.com
Suatu hari, seorang bocah berusia 4 tahun, agak tuli dan bodoh di sekolah, pulang ke rumahnya membawa secarik kertas dari gurunya. Ibunya pun membaca kertas tersebut yang berisi, "Tommy, anak ibu, sangat bodoh. Kami minta ibu untuk mengeluarkannya dari sekolah." Sang ibu terhenyak membaca surat ini, namun ia segera membuat tekad yang teguh, ”anak saya Tommy, bukan anak bodoh. Saya sendiri yang akan mendidik dan mengajar dia.”

Tommy kecil adalah Thomas Alva Edison yang kita kenal sekarang, salah satu penemu terbesar di dunia. Dia hanya bersekolah sekitar 3 bulan, dan secara fisik agak tuli, namun itu semua ternyata bukan penghalang untuk terus maju.

Siapa yang sebelumnya menyangka bahwa bocah tuli yang bodoh sampai-sampai diminta keluar dari sekolah, akhirnya bisa menjadi seorang genius? jawabannya adalah ibunya! Ya, Nancy Edison, ibu dari Thomas Alva Edison, tidak menyerah begitu saja dengan pendapat pihak sekolah terhadap anaknya.

5. Chris Gardner
http://hermawayne.blogspot.com
Sudah pernah nonton film atau baca buku "The Pursuit of Happyness"? Itulah kisah nyata kehidupan Christoper Paul Gardner yang diperankan oleh Will Smith. Pahit manisnya kehidupan tampaknya sudah dirasakan olehnya. Kehilangan tempat tinggal, ditinggal istri, ditangkap polisi, kesulitan membayar kredit, semuanya sudah dirasakan. Dia bukanlah seorang yang berpendidikan tinggi, tapi dia terus berusaha dan berjuang. Kini dia menjadi seorang milyuner sukses, motivator, entrepeneur dan filantropis. Sekarang dia mempunyai Gardner Rich & Co, sebuah perusahaan pialang saham.

6. Ludwig Van Beethoven
http://hermawayne.blogspot.com
Jika anda mengenal seorang wanita yang sedang hamil yang telah mempunyai 8 anak, 3 di antaranya tuli, 2 buta, 1 mengalami gangguan mental dan wanita itu sendiri mengidap sipilis, apakah anda akan menyarankannya untuk menggugurkan kandungannya? Jika anda menjawab ya, maka anda baru saja membunuh salah satu komponis termahsyur di dunia. Karena anak yang dikandung oleh sang ibu tersebut adalah Ludwig Van Beethoven.

Ketika Beethoven berumur di ujung 20an, tanda-tanda ketuliannya mulai tampak, tapi akhirnya ia menjadi Komponis yang terkenal dengan karya 9 simfoni, 32 sonata piano, 5 piano concerto, 10 sonata untuk piano dan biola, serangkaian kuartet gesek yang menakjubkan, musik vokal, musik teater, dan banyak lagi.

7. Louis Braille
http://hermawayne.blogspot.com
Louis Braille mengalami kerusakan pada salah satu matanya ketika berusia 3 tahun. Waktu itu secara tidak sengaja dia menikam matanya sendiri dengan alat pembuat lubang dari perkakas kerja ayahnya. Kemudian mata yang satunya terkena sympathetic ophthalmia, sejenis infeksi yang terjadi karena kerusakan mata yang lainnya. Kebutaan tidak membuatnya putus asa, ia menciptakan abjad Braille yang membantu supaya orang buta juga bisa membaca. Sekarang siapa yang tidak tahu Abjad Braille?

8. Abraham Lincoln
http://hermawayne.blogspot.com
Kisah Lincoln merupakan contoh klasik orang-orang yang benar-benar berani gagal.
Gagal dalam bisnis pada tahun 1831.
Dikalahkan di Badan Legislatif pada tahun 1832.
Gagal sekali lagi dalam bisnis pada tahun 1833.
Mengalami patah semangat pada tahun 1836.
Gagal memenangkan kontes pembicara pada tahun 1838.
Gagal menduduki dewan pemilih pada tahun 1840.
Gagal dipilih menjadi anggota Kongres pada tahun 1843.
Gagal menjadi anggota Kongres pada tahun 1848.
Gagal menjadi anggota senat pada tahun 1855.
Gagal Menjadi Presiden Pada Tahun 1856.
Gagal Menjadi anggota Dewan Senat pada tahun 1858.

Akhirnya pada tahun 1860, ia dilantik sebagai presiden Amerika yang ke-16 dan menjadi salah seorang presiden yang sukses dalam sejarah Amerika.

9. Bill Gates
http://hermawayne.blogspot.com
Nah, ada yang tidak kenal Bill Gates? William Henry Gates III, atau yang lebih dikenal Bill Gates adalah pendiri (bersama Paul Allen) dan ketua umum perusahaan perangkat lunak AS, Microsoft. Ia juga merupakan seorang filantropis melalui kegiatannya di Yayasan Bill & Melinda Gates.

Ia menempati posisi pertama dalam orang terkaya di dunia versi majalah Forbes selama 13 tahun (1995 hingga 2007). Siapa sangka dia dulunya DO dari Harvard dan sebelumnya pernah bekerja sebagai Office Boy.

10. Mark Zuckerberg
http://hermawayne.blogspot.com
Yang satu ini dinobatkan sebagai miliarder termuda dalam sejarah yang memulai dari keringatnya sendiri. Bagaimana tidak, dimulai dari sebuah situs penghubung mahasiswa Harvard, ternyata banyak yang menyukainya, dengan nekat ia mengikuti jejak seniornya, Bill Gates, DO dari Harvard untuk mengembangkan situs tersebut menjadi Facebook yang kita kenal sekarang.

Tahukah Anda? Mark pernah menolak tawaran Friendster yang ingin membeli Facebook 10 juta US$, artinya sekitar Rp. 9,500,000,000 (kurs Rp. 9,500), tawaran dari viacom 750 juta dolar (Rp. 7,125,000,000,000) dan yang paling mengagetkan tawaran dari yahoo sebesar 1 miliar dolar (Rp. 9,500,000,000,000)

sumber