Sabtu, 19 Februari 2011

Anugerah

Pada suatu hari aku bangun pagi pagi untuk melihat matahari terbit. Ah begitu indahnya ciptaan Tuhan sulit dilukiskan dengan kata-kata. Sambil melihat semua itu, aku memuji Tuhan atas karyaNya yang indah. Ketika aku sedang berada disitu, tiba-tiba Tuhan menampakkan hadiratnya padaku.

Ia bertanya. "Apakah kau mengasihiKu ?"

Aku menjawab, "Tentu saja Tuhan ! Engkau adalah Tuhanku dan Juruselamatku !"

Lalu ia bertanya, "Seandainya kau menjadi cacat, masihkah kau mengasihiKu ?"

Aku terhenyak.

Aku melihat kebawah, ke arah tangan, kaki dan seluruh anggota tubuhku dan membayangkan betapa banyaknya hal yang tidak dapat kulakukan seandainya itu terjadi.

Aku pun menjawab, "Ini akan sulit, Tuhan, tapi aku akan tetap mengasihiMu."

Lalu Tuhan berkata, "Jika kau menjadi buta, masihkah kau mengagumi ciptaanKu ?"

Bagaimana aku bisa mengagumi sesuatu tanpa melihatnya? Lalu aku pun berpikir mengenai orang2 buta di dunia ini dan banyak diantara mereka yang masih mengasihi Tuhan dan ciptaanNya.

Jadi aku menjawab, "Sulit membayangkannya, tapi aku akan tetap mengasihiMu. "

Lalu Tuhan bertanya lagi, "Jika kau menjadi tuli, masihkah kau akan mendengar perkataanKu ?"

Bagaimana aku dapat mendengar segalanya jika kau menjadi tuli?
Oh aku mengerti.
Mendengarkan suara Tuhan tidak selalu harus menggunakan telinga kita, tapi juga hati kita.

Aku pun menjawab, "Ini berat, tapi aku akan tetap mendengarkan perkataanMu, Tuhan."

Tuhan lalu bertanya, "Jika kau menjadi bisu, masihkah kau akan memuji namaKu ?"

Bagaimana aku bisa memuji tanpa bisa bersuara?
Ah sekali lagi aku mengerti.
Tuhan menginginkan kita untuk memuji dari dasar hati kita. Tak menjadi soal seperti apa suara kita. Lagipula memuji Tuhan tidak selalu dengan lagu. Kita memuji Tuhan dengan rasa syukur dan terima kasih kita.

Jadi aku pun menjawab, "Walaupun secara fisik aku tak dapat menyanyi, aku akan tetap memuji namaMu Tuhan."

Lalu Tuhan bertanya, "Apa kau betul-betul mengasihiKu ?"

Dengan semangat dan keyakinan yang kuat, aku menjawab dengan mantap, "Ya Tuhan, aku mengasihiMu karena Kau adalah satu-satunya Allah yang benar !"

Aku pikir aku telah menjawab dengan baik, tapi Tuhan bertanya, "Lalu mengapa kau berdosa ?"

Aku menjawab, "Karena aku hanya manusia, aku tak sempurna."

"Lalu mengapa pada waktu tak ada masalah kau menghindar dan menjauh ? Mengapa hanya pada saat ada masalah kau berdoa ?"

Tak ada jawaban...
Air mata mulai mengalir...

Tuhan melanjutkan, "Mengapa menyanyi hanya pada waktu persekutuan dan retreat ? Mengapa mencari Aku hanya pada saat kebaktian ? Mengapa meminta sesuatu dengan mementingkan diri sendiri saja ?"

Air mata terus menetes dari pelupuk mataku...

"Mengapa kau menjadi malu karena Aku ? Mengapa kau tidak memberitakan kabar baik ?
Mengapa kau mengandalkan manusia dan bukannya Aku ?
Mengapa menghindar pada waktu ada kesempatan untuk melayani ?"

Aku mencoba untuk menjawab, tetapi tak ada jawaban yang bisa kuberikan..